Menikah adalah dambaan setiap orang. Melalui jalur resmi yang satu ini, baik secara agama maupun hukum negara, setiap manusia akan berkelompok dalam sebuah koloni baru bernama keluarga. Pusaran hidup manusia berakhir dengan suka. Memiliki pasangan, memiliki anak, memulai kehidupan baru yang lebih menjanjikan bersama pasangan yang diidamkan.
Bagi mereka yang memutuskan menikah, begitu banyak rencana dan keinginan yang ingin direalisasikan. Namun, status sebagai pengantin baru terkadang menjadi kendala. Kendala yang dimaksud bukanlah dalam arti statusnya yang berubah dari lajang menjadi menikah. Namun, status pengantin baru biasanya identik dengan permulaan. Memulai semuanya dari awal secara bersama-sama, dari segi fisik dan mental.
Sebagai pasangan yang baru bersatu, biasanya pengantin baru akan banyak bertanya, banyak meraba-raba. Beberapa hal yang berhubungan dengan tips pengantin baru akan dicari dan dipelajari. Mulai dari bagaimana membina keluarga, memperlakukan pasangan, persalinan, membesarkan dan mendidik anak, resep masakan, interior, dan masih banyak pengetahuan-pengetahuan lainnya.
Semuanya seolah-olah menjadi baru dan menarik. Seolah kita memasuki dunia baru dan semuanya serba baru.
Bagi pengantin baru, ada banyak aktivitas yang mesti dilakukan. Terlebih bagi mereka yang memilih tinggal bersama orang tua atau mertua. Ketentuan-ketentuan khusus yang merupakan konvensi keluarga mesti dituruti. Jika tidak, akan menimbulkan ketidaknyamanan. Jika dibiarkan berlarut-larut akan menjadi konflik yang berkepanjangan.